Selasa, 16 Agustus 2011

SALAH SATU PEMBUATAN PRODUK PERUSAHAAN

Pisang dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1) Pisang yang dimakan dalam bentuk segar, misalnya : pisang ambon, raja
sere, raja bulu, susu, seribu, dan emas.
2) Pisang yang dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya : pisang
kepok, nangka, raja siam, raja bandung, kapas, rotan, gajah, dan tanduk.
Pisang banyak mengandung protein yang kadarnya lebih tinggi daripada buahbuahan lainnya, namun buah pisang mudah busuk. Untuk mencegah pembusukan dapat dilakukan pengawetan, misalnya dalam bentuk keripik, dodol, sale, anggur, dan lain-lain.
Dodol pisang nangka merupakan olahan pisang menjadi satu adonan sehingga membentuk kekenyalan tertentu.
Pisang nangka mempunyai rasa agak masam, sehingga jarang disajikan sebagai pencuci mulut. Rasa asam inilah yang membuat nilai ekonomisnya rendah dibandingkan dengan jenis pisang lainnya, seperti : pisang ambon, pisang raja emas, pisang uli, pisang tanduk, dan lain-lain. Nilai ekonomis pisang nangka dapat ditingkatkan dengan mengolahnya menjadi dodol.
Selain buah pisang, dodol sering juga dibuat dari jenis buah lainnya seperti buah sirsak, durian, dan lain-lain.
  •  BAHAN

1) Buah pisang jenis pisang nangka 2 kg
2) Gula pasir 1 ons
3) Gula merah 3 ons
4) Tepung ketan 1 ons
5) Kelapa secukupnya
6) Panili secukupnya
  •  ALAT

1) Baskom
2) Alas pemotong dari kayu
3) Pisau
4) Cetakan dodol
5) Penggorengan (Wajan)
6) Alat penumbuk (alu)
7) Tungku
8) Sendok kayu
9) Ayakan halus
  •  CARA PEMBUATAN

1) Kupas buah pisang dan potong kecil-kecil lalu haluskan;
2) Kupas kelapa, parut lalu ambil santannya;
3) Campur pisang yang telah dihaluskan dengan gula pasir, gula merah, tepung ketan, panili, dan santan hingga rata kemudian panaskan sampai terbentuk adonan kental (3 ½ jam);
4) Segera tuangkan adonan yang telah jadi pada cetakan, dinginkan, setelah itu potong-potong menurut ukuran (5x3 cm). Kemudian masukkan ke dalam kantong plastik.
  • Catatan

1) Penambahan tepung ketan jangan terlalu banyak agar dodol yang
didapatkan tidak keras.
2) Pembungkus dilakukan setelah dingin dan disimpan di tempat tertutup agar
dodol tetap kenyal seperti semula.
3) Dodol ini tahan sampai 1 bulan.

 DIAGRAM ALIR PEMBUATAN DODOL PISANG NANGKA



OPERASI

Operasi
1.     Batasan Kualitas :
Tidak ada batasan, melainkan terus memproduksi dodol dengan kualitas yang semakin bagus. Dodol sagura salah satu keunggulannya yaitu memproduksi dodol angleng dengan pembukusan menggunakan kertas nasi, sedangkan biasanya menggunakan daun jagung. Mengapa menggunakan kertas nasi karena lebih higienis dan lebih tahan lama.
2.     Produk                   :
Dodol kopi susu gingseng
Dodol wijen
Dodol nanas
Dodol nangka
Dodol durian
Dodol coklat
Dodol pisang
Dodol ketan
Dodol susu
3.     Proses Pembuatan         :
Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan dicampur bersama dalam kuali yang besar dan dimasak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan waktu 4 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2 jam, pada umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat pekat. Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
Untuk selanjutnya, dodol harus diaduk agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Yang terakhir, dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan rasa yang sedap, dodol harus berwarna coklat tua, berkilat dan pekat. Setelah itu, dodol tersebut bisa dipotong dan dimakan. Biasanya dodol dihidangkan kepada para tamu di hari-hari tertentu seperti hari-hari perayaan besar.

Peralatan
1. Wajan . Alat ini digunakan untuk memanaskan adonan  dodol.
2.Penggiling. Alat ini digunakan untuk menghaluskan daging buah buahan menjadi bubur.Penggilingan dapat dilakukan dengan mesin penggiling. Untuk usaha kecil, penggilingan dapat dilakukan dengan menggunakan lumpnag dan blender.
3. Cetakan. Cetakan berupa baki dengan ketebalan 1~2 cm. Alat ini digunakan untuk mencetak dodol.
4. Alat pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan dodol yang sedang berada di dalam cetakan. Jika tidak tersedia alat pengering, adonan dapat dijemur dengan sinar matahari.

4.  Lokasi Pembuatan            :
Di belakang tempat penjualan

5.  Tata Letak                :


6.  Sumber daya yang di gunakan  :
Sumber daya alam berupa Buah-buahan, Sayuran

7.  Pemeliharaan Mesin fasilitas    :
Setiap sudah digunakan dibersihkan dan dirapihkan kembali agar mesin tersebut tidak gampang rusak. Mesin Pencetak Dodol berfungsi untuk mencetak dodol pada proses pembuatan dodol.
Spesifikasi Mesin:
Bagian : Pengepres, Pisau, Baki Cetakan
Bahan
Pengepres : Stainless Steel dan Besi
Baki Cetakan : Kayu Jati
Pisau : Stainless Steel
Dimensi Baki Cetakan : 30×40 cm
Unit Pisau : 2 unit
Unit 1 : Jarak pisau 2 cm, jumlah pisau 15 bh
Unit 2 : Jarak pisau 4 cm, jumlah pisau 10 bh.

8.  Penjadwalan           :
Toko buka setiap hari pukul 09.00 – 21.00 , sedangkan proses pembuatan dodol tidak dilakukan setiap hari melainkan 2 kali dalam seminggu.

SDM PERUSAHAAN

1.      Jumlah tenaga kerja                  :
Pabrik sebanyak 3 orang
Bagian pemasaran 4  orang
Bagian pengemasan 8 orang
Jadi jumlah tenaga kerja yang ada sebanyak 15 orang
2.      Susunan pemilik                        :

3.         Susunan pengelola                   :

4.      Program pemenuhan tenaga kerja     :
a.      Bagian pemasaran memakai seragam
b.      Pemberian THR
5.      Pengembangan tenaga kerja   :
a.      Dilakukan nya masa training bagi pekerja yang baru ikut  serta.
b.      Refreshing atau berlibur bersama-sama agar karyawan tidak merasa bosan di perusahaan tersebut.

PROFIL PERUSAHAAN

Nama Perusahaan        Saung Gurame (Rumah makan dan tempat dodol Sagura)
            Nama Pengusaha          : Ibu Hj. Aisyah
            Alamat                             : Jl. Ahmad Yani Timur No 412 Garut
           Karakteristik usaha    : Usaha Kecil
           Riwayat Kegagalan       :
1.      Mengalami kegagalan dalam pembuatan dodol
2.      Susah beradaptasi ketika pertama kali menjalankan usaha   dodol
Riwayat Keberhasilan    :
Dodol yang dibuat dapat diterima oleh masyarakat dan penjualan pun  semakin lama semakin meningkat
Kiat Sukses           :
1.       Tidak gampang menyerah
2.      Serius dalam menjalankan usaha
3.      Tahan goncangan dari dalam maupun dari luar. Gocangan dari luar misalnya pasaran sepi sedangkan dari dalam terjadinya kegagalan dalam memproduksi dodol.
3.2 Fungsi-fungsi Bisnis
3.2.1 Pemasaran :
1. Wilayah pemasaran        :
Se-Kabupaten Garut bahkan sampai ke Kalimantan Irian Jaya tetapi tidak secara langsung melainkan melalui perantara perorangan.           
2. Jalur distribusi                 :
Sebanyak 1 kg hingga 2 kg sudah sampai ke luar negri karena melalui perantara perorangan yang membawa  dodol sebagai oleh-oleh khas garut
3. Sistem penjualan            :
Masih secara tradisional karena ruang lingkup nya hanya disekitar daerah kabupaten Garut
4. Produk yang dipasarkan:
Dodol merupakan produk utama yang dipasarkan, namun ada usaha kecil lainnya yaitu membuka rumah makan yang diberi nama Saung Gurame.
5. Pasar Sasaran                   :
Di sekitar Tarogong dan Garut Kota
6. Pelanggan utama             :
Mayoritas masyarakat garut dan wisatawan
7. Rincian pemasok bahan           :
Bahan tersebut didapatkan dari Kerabat yang membuka usaha sembako
8. Pesaing utama                  :
Dodol Picnic, karena pemasarannya yang bagus, produknya bermacam-macam perusahaannya sudah lama berdiri serta konsisten dalam berbisnis

SEJARAH DODOL GARUT









Sejarah Dodol
Dodol memang banyak ragamnya dan pembuatannya menjadi tradisi di beberapa daerah. Misalnya ada dodol Betawi, dodol Cina, dodol nanas Subang, dan ada pula dodol Garut. Namun dibandingkan dengan dodol-dodol lain, mungkin dodol Garut paling banyak dikenal saat ini. Bukan hanya di Garut, tetapi di tingkat nasional pun dodol ini sudah diketahui sebagai makanan khas dari Garut. Belakangan, dodol Garut juga diekspor ke mancanegara. Seperti dodol-dodol lainnya, dodol Garut awalnya merupakan makanan tradisional yang dibuat dalam industri rumahan. Oleh karena itu, sangat sulit untuk meneliti siapa yang pertama kali membuat jenis dodol ini. Yang jelas dodol Garut sudah dikenal sejak zaman Belanda. Zaman itu, banyak noni-noni Belanda yang pandai membuat dodol, baik untuk makanan sendiri di rumah maupun untuk dijual. Seiring perkembangan zaman, dodol Garut kini diproduksi secara modern.
Dodol Garut
Dodol Garut merupakan salah satu komoditas yang telah mampu mengangkat citra Kabupaten Garut sebagai penghasil Dodol yang berkualitas tinggi dan beraneka ragam jenis Dodol yang diproduksi. Dodol Garut ini dikenal luas karena rasanya yang khas dan kelenturan yang berbeda dari produk yang sejenis dari daerah lain.
Industri ini berkembang sejak tahun 1926, oleh seorang pengusaha yang bernama Ibu Karsinah dengan proses pembuatan yang sangat sederhana dan terus berkembang hingga saat ini, hal ini disebabkan karena :
   1. Memiliki cita rasa yang berbeda dan mampu bersaing dengan jenis dodol yang berasal dari daerah lain;
   2. Harganya terjangkau dan merupakan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat;
   3. Proses pembuatannya sangat sederhana dan bahan bakunya mudah diperoleh;
   4. Tidak menggunakan bahan pengawet dan tambahan bahan makanan yang bersifat sintetis;
   5. Memiliki daya tahan cukup lama ( 3 bulan).
Komoditi ini mudah dikembangkan dengan memodifikasi bahan baku utamanya yaitu dengan memanfaatkan bahan lain buah waluh, kentang, kacang, pepaya, nenas, sirsak dan lain-lain. Dekranasda juga membantu pemasaran melalui pameran-pameran, perbaikan kualitas produk maupun perbaikan desain kemasan melalui pelatihan-pelatihan.
Contoh bentuk dodol